Flash Effect

Tuesday, February 26, 2013

TABLET SALUT



MAKALAH
TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT
“TABLET SALUT”

 Disusun Oleh :
KELOMPOK III

ANISA DWIRIZKY A. (N111 10 296)              NURGINAYAH R. (N111 10 308) A.ADRIYANI TENRIOLA (N111 10 299)                                                                  SORAYA IBRAHIM  (N111 10 311)
IKA MERDEKAWATI (N111 10 300)              JABAL RAHMAT H. (N111 10 902)
CITRA DEWI ARIFIN D. (N111 10 301)         ANANDA LISDA P. (N111 10 903)
HARDIANTI HARAHAP (N111 10 302)          YUSNIAR (N111 10 904)
SULTAN (N111 10 303)                                   NURUL MUTMAINNAH (N111 10 905)
NOVA PUSPITA SARI (N111 10 305)            RIZKASARI A. (N111 10 906)
MARINI A. MUHAMMAD (N111 10 306)        DIAN SITRA R. (N111 10 907)

MAKASSAR
2012
UNIVERSITAS HASANUDDIN


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum Wr. Wb.
      Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat segala limpahan rahmat, berkah, dan nikmat yang diberikannya kepada kita semua khususnya kepada penulis, apa yang menjadi tugas penulis sebagai mahasiswa dapat terlaksana dengan baik walaupun tidak sempurna seperti yang diharapkan. Shalawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang menyampaikan risalah islam kepada seluruh umat manusia.
       Makalah yang berjudul “Tablet Salut” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tekhnologi Sediaan Padat. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Terkhusus kepada orang tua penulis yang senantiasa mendukung segala bentuk aktifitas penulis dengan doa. Penulis haturkan pula terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Tekhnologi Sediaan Padat yang senantiasa setia membimbing penulis dalam proses pembelajaran ini.
Akhir kata, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan. Wassalam.

Makassar, 4 Maret 2012


                                                                                                            Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
I.1     Latar Belakang
Tablet adalah suatu sediaan padat baik yang mengandung maupun tidak mengandung bahan-bahan tambahan seperti lubricant, disintegrant, diluents atau zat pengisi, dan zat-zat tambahan yang lainnya.  Ada beberapa macam tablet berdasarkan proses pengerjaannya, yaitu : Tablet dengan Proses Granulasi Basah (* Wet Granulation ), Tablet dengan proses Granulasi Kering ( Dry Granulation, dan juga dengan Direct Compress ( Kempa Langsung ). Seluruh macam tablet tersebut memiliki karakteristik trsendiri. Dan juga memiliki syarat-syarat tersendiri dalam pembuatannya.
Tablet merupakan sediaan yang paling diminati karena mudah untuk dikonsumsi dan mudah dalam pengemasan serta penyimpananya. Dan juga tablet merupakan sediaan yang dapat diproduksi langsung dalam jumlah besar. Oleh karena itu Tablet sangat banyak di konsumsi. Dan bahan-bahan obat lebih banyak yang dibuat dalam  bentuk tablet. Namun, selain keunggulan tablet tersebut, adapula kekurangan tablet yang lainnya, seperti, lamanya diabsorbsi dalam tubuh dibandingkan dengan sediaan obat yang lainnya. Namun, walaupun dengan berbagai kekurangannya, tablet masih tetap menjadi sediaan yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi.
Dalam pembuatan tablet, berbagai bahan dapat digunakan. Tergantung dari formulasi tablet yang diinginkan. Dalam hal ini, kita berbicara tentang tablet yang disalut ( Tablet Salut ) . Tablet ini memiliki karakteruistik tertentu yang mengharuskan tablet tersebut harus di salut. Berbagai syarat bahan yang dibutuhkan untuk dilakukan penyalutan. Dan berbagai alasan mengapa suatu tablet harus dilakukan penyalutan,. Ada beberapa macam tablet salut yang akan di bahas dalam makalah ini. Begitu pula berbagai teknik-teknik penyalutan yang akan dibahas di dalam makalah ini. Yang akan di bahas pula adalah Tablet salut Enterik. Semaunya akan dibahas dalam makalah ini.
I.2     RUMUSAN MASALAH
1.        Mengetahui dan memahami definisi tablet salut!
2.        Mengetahui pembagian tablet salut!
3.        Mengetahui contoh-contoh tablet salut!
4.        Mengetahui tujuan penyalutan!
5.        Mengetahui dan memahami bahan-bahan yang perlu penyalutan!
6.        Mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan tablet salut!
7.        Mengetahui metode-metode penyalutan!
8.        Mengetahui masalah-masalah dalam tablet salut!
9.        Mengenali alat-alat yang digunakan dalam penyalutan!
10.     Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi mutu tablet salut!



BAB II
ISI
A.   Pengertian
Tablet adalah sediaan padat yang dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya vbulat mengandung satu jenis pobat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Tablet salut (coated tablet) adalah bentuk sediaan obat (tablet) dimana tablet disalut (diselubungi) menggunakan gula maupun polimer.
Penyalutan tteblet yang merupakan salah satu proses farmasetik yang tertua dan sampai sekarang masih ada dan terus berkembang. Pada awalnya, proses penyalutan dilakukan terhadap pil. Proses penyalutan sering kali diakui lebih merupakan suatu seni dari pada suatu ilmu, ini menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan berbagai masalah.
Proses penyalutan menggunakan panci farmasetik didasarkan pada proses yang digunakan dalam industri permen, yang tekniknya berkembang pesat, bahkan dalam abad pertengahan. Dewasa ini, kebanyakan panci penyalut dibuat dari baja tahan karat, sedangkan dulu panci dibuat dari tembaga karena pengeringan dilakukan dengan sumber panas dariluar panic. Pada penyalutan dengan panci konvensional tablet yang disalut harus dikerimngkan menggunakan suplai udara yang dipanaskan. Semetara itu, kelembapan dan debu dari sekitar panci dihilangkan dengan cara system ekstraksi udara.



B. Pembagian Tablet Salut
1.      Tablet salut enterik adalah tablet kempa konvensional disalut dengan bahan seperti pengikat atau derivat selulosa yang tidak hancur di lambung tetapi larut di usus. Penyalut dapat dibuat dari bahan yang pH-nya tergantung, tidak larut dalam medium asam lambung tetapi larut pada lingkungan sedikit asam atau lingkungan basa usus. Penyalutan ini digunakan jika obat mengiritasi lambung, kerja obat ditujukan pada usus seperti pada obat cacing (anthelmentika), dan obat dinonaktifkan oleh getah lambung.
2.      Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapisan tipis berturut-turut dengan larutan sukrosa dengan atau tanpa pewarna. Penyalut ini berguna karena dapat melindungi bahan obat dengan berperan sebagai barrier terhadap kelembaban dan udara, menutupi bahan obat yang rasa dan baunya tidak enak dan memperbaiki penampilan tablet. Salut dapat bervariasi dalam ketebalan dan warna dari tambahan bahan-bahan celupan ke salut gula.
3.      Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan lapisan tipis berwarna tidak larut air  atau tidak berwarna dari larutan bahan polimer yang hancur dengan cepat dalam saluran pencernaan. Penyalut film memiliki fungsi yang sama dengan salut gula dengan tambahan keuntungan yang kurang lebih lebih tahan lama. Dimana tablet yang disalut dengan lapisan yang dimuat dengan cara pengendapan zat penyalut dari pelarut yang cocok. Lapisan selaput umumnya tidak lebih dari 10 % berat tablet. Salut film sekarang ini adalah metode yang lebih disukai untuk membuat tablet salut. Lebih ekonomis dan memakan waktu, tenaga, biaya yang minimum dan mendapatkan tablet tahan panas dan pelarut.
C. Contoh-Contoh Tablet Salut
Tablet salut gula
Tablet multivitamin misalnya caviplex, enervon c, liviron b-plek
Tablet salut selaput/film
Cholespar, ponstan FCT
Tablet salut enterik
Dulcolax tablet, voltaren tablet
Tablet Salut Enterik
Tablet Salut Selaput
Tablet Salut Gula
D. Tujuan Penyalutan
1.    Untuk menutupi rasa, bau, atau warna obat.
2.    Untuk memberikan perlindungan fisik dan kimia pada obat.
3.    Untuk mengendalikan penglepasan obat dari tablet.
4.    Untuk melindungi obat dari suasana asam lambung, dengan menyalutnya dengan salut enterik tahan asam.
5.    Untuk menggabungkan obat lain atau membantu formula dalam penyalutan untuk menghindari tidak tercampurnya obat secara kimia atau untuk menjamin terselenggaranya penglepasan obat secara berurutan.
6.    Untuk memperbaiki penampilan obat dengan menggunakan warna khusus dan pencetakan kontras
E. Bahan-Bahan yang Harus Disalut
Tablet memiliki banyak bahan-bahan penambah ( Excipients ) yang digunakan dalam memformulasikanya. Namun,beberapa bahan memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang mengharuskan tablet dengn bahan tersebut harus dilapisi dengan bahan penyalut. Adapun bahan-bahan yang harus disalut adalah :
a.    Bahan-bahan yang pahit. Sehingga apabila bahan ini disalut maka akan menutupi rasa pahit dari bahan tadi. Sehingga akan lebih mudah dikonsumsi.
b.    Bahan yang rapuh. Penyalutan akan menutupi bahan yang membuat tablet rapuh. Sehingga akan menghindarkan tablet dari penampilan yang kurang baik seperti Mottling dll.
c.    Bahan yang dapat mengiritasi lambung. Dengan penyalut, maka bahan ini tidak akan dipecah di lambung, tetapi akan dipecah di usus. Sehingga tidak akan mengiritasi lambung lagi.
d.    Bahan-bahan yang di inaktifkan oleh asam lambung. Dengan penyalutan, bahan ini akan dilindungi dari asam lambung yang akan merusak bahan tersebut.

Jadi, jika tablet mengandung bahan-bahan yang ada di atas, maka seharusnya tablet tersebut harus di berikan penyalutan sehingga akan memaksimalkan kerja tablet di dalam tubuh.
F. Keuntungan dan Kerugian Tablet Salut
Keuntungan tablet salut :
a.  menghindari penguraian obat di lambung,
b.  efek lebih cepat daripada obat yang ditelan,
c.  first pass efek metabolism dapat dihindari
d.  menghidari rasa mual akibat menelan obat
e. Lebih stabil
Kekurangan dari tablet salut yaitu:
1.    Ukuran dan bobot dari tablet salut jadi mengakibatkan peningkatan biaya pengemasan dan pengiriman
2.    Kerapuhan dari penyalut dapat mengakibatkan rentannya tablet terhadap kerusakan yang mungkin terjadi jika salah ditangani
3.    Penyampaian mutu ekstrik yang tinggi seringkali membutuhkan jasa operator penyalut yang dengan keterampilan menyalut yang tinggi
4.    Pengkilapan akhir yang dicapai dengan suatu tahap pemolesan dapat membuat pencetakan menjafi sulit
5.    Kerumitan prosedur, formulasi, dan proses membuat otomisasi lebih sulit
G. Metode Penyalutan
a)    Proses penyalutan gula yang khas meliputi tujuh tahap utama, yaitu :
1.    Penyegelan (sealing)
Kebanyakan formulasi salut yang digunakan dalam proses salut gula adalah akuosa, sedangkan inti tablet yang berpori dan merupakan absorben kuat diformulasikan untuk berdisintegrasi dengan cepat jika berkontak dengan air. Salut segel diterapkan langsung pada inti tablet untuk memisahkan ingredien tablet (terutama zat aktif) dari air (yang merupakan konstituen utama dari formulasi penyalut) untuk memastikan stabilitas produk yang baik. Fungsi penyegelan tablet yang kedua adalah memperkuat inti tablet. Kuantitas bahan yang diterapkan sebagai suatu salut segel akan bergantung terutama pada tablet dan ukuran bets.
Jika permukaan inti tidak dilindungi dengan baik, stabilitas produk jadi (fisika dan kimia) dapat rusak. Maksud penyegelan adalah memberikan perlindungan awal dan mencegah ingredien tablet inti bermigrasi ke dalam penyalut, dan akhirnya merusak penampilan produk jadi.
Ada beberapa polimer yang dapat digunakan sebagai penyalut segel, misalnya selak, zein, hidroksipropilmetil selulosa (HPMC), polivinil asetat ftalat (PVAP), dan selulosa ftalat asetat (CAP). Polimer tersebut dilarutkan pada konsentrasi 15-30 % b/b dalam suatu pelarut organic yang sesuai.
Apabila menggunakan polimer yang tidak larut air sebagai dasar untuk formulasi penyalut segel, gunakan penyalut yang diperlukan dalam jumlah minimal guna memberi perlindungan yang sesuai. Kalau tidak, karakteristik pelepasan zat aktif dapat berpengaruh.
2.    Penyalut Dasar (Subcoating)
Penyalutan dasar adalah tahap inti pertama dari proses salut gula yang membulatkan pinggiran tablet dan menambah bobot inti. Salut dasar juga membuat pondasi untuk proses salut gula yang masih akan dilakukan. Setiap kelemahan dalam salut gula akhir sering disebabkan oleh kelemahan dalam salut dasar.
Untuk mempermudah pembangunan ini, formulasi salut dasar hampir selalu mengandung pengisi dalam konsentrasi tinggi, seperti talk, kalsium karbonat, kalsium sulfat, kaolin, dan titanium dioksida. Selain itu, pembentuk film pembantu seperti akasia, gelatin atau salah satu turunan selulosa, juga dapat dimasukkan guna menyempurnakan keutuhan struktur salut.
Untuk mencapai hasil yang bermutu, selama penyalutan dasar bahan penyalut harus menutup sudut tablet dan pinggir tablet secara efektif. Oleh karena itu, seleksi bentuk tablet  yang sesuai harus dilakukan. Bentuk tablet dengan sudut minimal, seperti tablet yang dikempa pada pons yang sangat cembung atau pons radius dwi rangkap, jelas dapat membantu penutupan yang efektif. Selain itu, ketebalan pinggiran tablet perlu diminimalkan. Jika tidak, tablet akan lebih sering menempel dan kemungkinan besar dapat terjadi penutupan pinggiran yang tidak sempurna oleh subsalut.          
3.    Pembesaran Dan Pelicinan (grossing dan smoothing)
Untuk membuat suatu produk salut gula yang bermutu, permukaan yang disalut harus licin dan bebas dari ketidakberaturan sebelum penerapan salut warna.
Karna persyaratan pelicinan dapat dicapai selama penerapan salut dasar (subcoat), proses pelicinan lanjut (sebelum salut warna) biasanya tidak dilakukan lagi. Salut pelican sederhana terdiri atas sirop sukrosa 70% dan sering mengandung titanium dioksida (1-5 %) sebagai suatu bahan pemburam (opacifier) atau zat pemutih dan mungkin juga diwarnai dengan pewarnaan lain guna memberikan suatu dasar yang baik untuk penerapan salut berikutnya.
Jika diperlukan pelicinan dalam jumlah besar, sebagaimana halnya pada tablet salut dasar yang mempunyai permukaan berlubang-lubang, zat tambahan lain (seperti talk, kalsium karbonat dan pati jagung) dapat digunakan dalam konsentrasi rendah untuk mempercepat proses pelicinan.
4.    Penyalutan warna (color coating)
Pewarna yang sesuai dilarutkan dalam sirop penyalut untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Ada dua pendekatan dasar untuk mewarnai sirop salut gula, masing-masing dengan teknik penyalutan yang berbeda. Kedua pendekatan ini meliputi penggunaan zat pewarna larut air atau pigmen tidak larut air.
Akan tetapi, penambahan pigmen kedalam larutan sirop tidak semudah seperti zat pewarna larut air. Perlu dipastikan agar pigmen dibasahi sempurna dan terdispersi secara seragam . jadi, penggunaan warna pigmen konsentrat (pekat) yang tersedia secara komersial biasanya lebih menguntungkan.
5.    Pemolesan (polishing)
Permukaan tablet yang baru saja disalut warna biasanya masih pudar. Oleh karna itu, tablet perlu dipoles dengan menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan permukaan tablet salut yang halus.
Pemolesan dapat dilakukan menggunakan berbagai tipe peralatan (misalnya kanvas atau panic yang dilapis malam), termasuk peralatan yang digunakan untuk penerapan salut gula itu sendiri (yang lebih khas dalam proses yang diotomatiskan).
6.    Pencetakan cap (printing)
Jika tablet yang disalut gula selanjutnya diberi identitas dengan suatu nama produk, kekuatan dosis atau logo perusahaan, hal ini harus dilakukan dengan suatu proses penstempelan.
Secara khas, penstempelan demikian meliputi penerapan tinta bercak farmasetik pada permukaan tablet yang disalut dengan suatu proses penstempelan yang dikenal sebagai offset rotogravure.
Tablet salut gula dapat distempel sebelum atau sesudah pemolesan. Penstempelan sebelum pemolesan memungkinkan tinta melekat lebih kuat pada permukaan tablet, tetapi tulisan dapat hilang karna gesekan atau sentuhan pelarut organik selam proses pemolesan. Penstempelan setelah pemolesan dapat menghindari masalah penggosokan cap srlam pemolesan, tetapi tinta tidak selalu melekat dengan baik pada permukaan tablet yang dilapisi malam.

b)  Proses penyalutan selaput
Salut selaput merupakan proses yang sangat rumit dengan teknologi yang mendekati teknologi untuk kimia polimer, industry perekat, cat dan rekayasa kimia. Proses salut selaput secara sederhana dapat dijelaskan sebagai proses yang melibatkan penerapan salut selaput berbasis polimer (dalam rentang 20-200 µm), pada suatu substrat yang sesuai (tablet, pellet, granul, kaplet, serbuk obat dan hablur zat aktif obat), jika dibawah kondisi yang memungkinkan.
H. Masalah-masalah dalam Tablet Salut
1)    Masalah dalam salut gula
a.    Masalah dengan ketahanan inti tablet
Efek erosi dari setiap proses penyalutan pada inti tablet telah diketahui. Oleh karena itu,inti tablet harus cukup kuat untukmenahan tekanan yang dialaminya selama penyalutan. Jadi, perhatian khusus harus diberikan terhadap pentingnya sifat fisik inti tablet,seperti kekerasan ,friabilitas dan kecenderungan laminasi. Kegagalan dalam memperhatikan persoalan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya fragmentasi tablet selama proses penyalutan.
Fragmentasi tablet dapat menimbulkan beberapa masalah, misalnya tablet yang pecah pasti tidak dapat dijual. Tablet harus diperiksa untuk dikeluarkan, selain itu, fragmen dari tablet yang pecah dapat melekat pada permukaan tablet yang utuh karena sifat adesifcairan penyalut. Hal ini dapat merusak suatu bagian yang signifikan dari bets.
b. Masalah mutu tablet jadi
Beberapa masalah pada tablet yang telah terjadi adalah sebagai berikut:
          I.     Salut sumbing
Salut gula biasanya bersifat rapuh sehingga cenderung sumbing jika salah ditangani. Penambahan sejumlah kecil polimer,seperti selulosa,polivinil pirolidon,gom atau gelatin, pada berbagai formulasi salut sering membantu meningkatkan keutuhan struktur, sehingga mengurangi masalah sumbing. Penggunaan berlebihan pengisi dan pigmen yang tidak larut cenderung meningkatkan kerapuhan salut gula maka hendaknya sedapat mungkin dihindari.
          II.  Keretakan salut
Inti tablet yang memuai baik selama atau setelah penyalutan mungkin menyebabkan salut retak. Pemuaian seperti ini dapat disebabkan oleh absorbs lembab oleh inti tablet, atau mungkin disebabkan oleh relaksasi tekanan dari inti setelah pengempaan . sorpsi lembab dapat diminimalkan oleh penggunaan salut segel yang tepat,sedangkan pemuaian karena relaksasi tegang pasca kempa dapat diatasai dengan memperpanjang waktu antara pengempaan dan permulaan penyalutan gula.
       III.    Salut yang tidak kering
Ketidak sanggupan untuk mengeringkan salut gula dengan baik, terutama salut berbasis sukrosa,sering merupakan suatu indicator adanya konsentrasi gula invert yang berlebihan, yaitu lebihh dari 5%. Penginversian sukrosa meningkat dengan membiarkan sirop sukrosa pada suhu yang ditinggikan dibawah kondisi asam selama periode waktu yang diperpanjang. Kondisi demikian terjadi apabila larutan salut gula mengandung lak aluminium yang dibiarkan panas terlalu lama, atau formulasi salut gula inidipanaskan lagi untuk melarutkan kembali gula yang mulai mengkristal.
      IV.    Tablet kembar
Formulasi salut gula bersifat sangat lengket, terutama jika mulai mongering, dam memungkinkan tablet yang berdekatan melengket. Tablet kembar atau multitabletsungguh merupakan suatu masalah apabila tablet yang akan disalut mempunyai permukaan yang datar, yang dapat dengan mudah bersentuhan satu sama lain. Pemilihan pons tablet yang tepat dapat secara efektif digunakan untuk meminimalkan masalah.
       V.    Warna yang tidak merata
Warna yang tidak merata mempunyai dampak besar pada penampilan tablet jadi. Distribusi warna yang tidak merata sering terlihat jelas,terutama pada warna yang gelap, dan merupakan penyebab utama  penolakan bets. Banyyak factor yang dapat berkonstribusi pada masalah ini:
-        Distribusi cairan penyalut ynag buruk selama penerapan. Hal ini dapat disebabkan oleh pencampuran tablet yan buruk dalam proses penyalutan.
-       Migrasi pewarna larut air sewaktu salut dikeringkan.
-       Permukaan salut dasar yang tidak sama rata ketika menggunakan salut yang diberi warna.
-       Pencucian kembali (washing back) salut warna yang diberi warna pigmen.
-       Pengeringan berlebihan antara masing-masing pemberian warna.
      VI.    “ Berbunga” dan “Berkeringat”
Residu kelembapan sering menyebabkan suatu masalah. Sepanjang suatu periode waktu, kelembapan ini dapat berdifusi keluar dan merusak mutu produk. Konsentrasi sedang kelembapan yang keluar menyebabkan polesan produk mulai berkabut, fenomena ini sering disebut sebagai “berbunga”. Keluarnya konsentrasi kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan munculnya butiran-butiran seperti keringat  pada permukaan tablet. Fenomena kedua ini sering juga disebut berkeringat dan dapat lebih serius jika tablet disimpan dalam wadah tertutup.
   VII.      Menyerupai marmer
Salah satu rahasia untuk mencapai produk salut gula bermutu tinggi adalah memastikan bahwa warna terdistribusi seragam dalam lapisan warna. Selain itu, pastikan juga bahwa pada waktu yang sama pada akhir penerapan salut warna diperoleh permukaan salut yang halus.
2).  Masalah dalam salut selaput (film)
Salut selaput, sebagaimana salut gula,merupakan suatu proses yang membuat produk yang disalut mengalami sejumlah tekanan yang signifikan. Efek erosi yang tidak dapat dihindarkan mempersyaratkan baik produk yang disalut maupun penyalutan itu sendiri untuk diformulasikan dengan sifat-sifat mekanik yang sesuai untuk menghindari masalah berkaitan dengan fregmentasi inti serta erosi inti dan salut.
Formulasi tablet selaput akuosa lebih mungkin mengalami masalah pembasahan daripada imbangnya yang berbasis pelarut organic. Interaksi antara salut dan substrat juga mungkin dipengaruhi oleh tekanan yang terbentuk dalam salut. Tekanan demikian dikaitkan dengan :
1.      Fenomena penyusutan yang terjadi setelah salut kering
2.      Pemuaian/ kontraksi baik dari salut maupun substrat ketika mengalami siklus pemanasan dan pendinginan dalam proses.
3.      Berbagai factor pemuaian inti lainnya .
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan jika perubahan formula atau kondisi proses ingin dihindari apabila jika perubahan-perubahan tersebut tidak memungkinkan oleh peraturan.
    I.    Terkelupas
Pengelupasan dapat terjadi apabila salut pada dua tablet yang berdekatan tidak cukup kering sebelum kontak antartablet terjadi. Kerena salut yang kering sebagian dapat sangat melekat, dua tablet yang berkontak akan melekat sekali satu sama lain, dan kemudian putus berpisah hanya setelah salut kering.
Penerapan komposisi salut pada kecepatan yang lebih cepat daripada kecepatan penguapan air dapat mengakibatkan tablet lewat basah. Dalam kondisi ini, tablet melekat bersama-sama satu sma lainatau melekat pada panci tablet ketika tablet berguling. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kecepatan penerapan penyalut secara ketat dan meningkatkan suhu udara pengering.
  II.    Kulit jeruk ( kekasaran permukaan )
Untuk keberhasilan proses salut selaput, tetesan cairan penyalut harus segera kering setelah berkontak dengan permukaan produk permukaan tablet, tetapi pemeriksaan salut dengan teliti menunjukkan bahwa salut telah menutup lekukan pada permukaan.
 III.    Penambalan logo
Penambalan yang disebabkan oleh penerapan larutan yang terlalu banyak mengakibatkan salut selaput yang tebal mengisi dan mempersempit monogram atau garis pembagi dua. Selain itu, jika larutan penyalut diterapkan terlalu cepat, lewat basah dapat mengakibatkan cairan dengan cepat mengisi dan tertahan dalam monogram. Pemantauan yang efektif terhadap kecepatan penerapan salut ddan pengadukan tablet dengan saksama dalam panic akan mencegah penambalan.
IV.    Pelepuhan
Apabila tablet yang disalut memerlukan pengeringan lanjutan dalam oven, penguapan pelarut yang terlalu cepat dari inti tablet dan efek suhu tinggi pada kekuatan elastic dan adhesi salut selaput dapat menyebabkan pelepuhan. Kondisi pengeringan yang lebih ringan diperlukan dalam hal ini.
 V.    Perbedaan warna
Hal ini disebabkan oleh kondisi pemroresan atau formulasi . komposisi salut biasanya mengandung zat pewarna atau zat pemburam yang terdispersi . jika komposisi tidak terus menerus diaduk selama penerapan penyalutan,ingredient yang tidak larut akan mengendap. Formulasi kembali dengan zat pemlastis dan zat tambahan berbeda merupakan cara terbaik untuk mengatasi ketidakstabilan salut selaput yang disebabkan oleh ingredient salut.
I.        Peralatan Penyalutan
a.    Panci salut
Panci salut merupakan dasar dari setiap proses salut kecuali penyalutan yang mengandalkan alat pemrosesan lapisan zat alir (fluid-bed processing equipment). Panci bertindak sebagai wadah untuk bets produk yang akan disalut, dan merupakan sarana untuk membuat produk yang disalut dalam gerakan kontinu diseluruh proses sehingga mempermudah distribusi cairan penyalut yang seragam.
Sepanjang 3o tahun terakhir ini, desain panci salut telah mengalami beberapa perubahan besar. Teknologi penyalutan telah maju dan tuntutan untuk pemenuhan persyaratan praktik manufaktur yang baik telah meningkat.
Lamination dan Coating Pan
Kaveri Metallising & Counting
Fully Automatic Counting & Filling Machine
b.    Alat Penyemprotan Salut
Dalam kebanyakan pengoperasian panci salut modern, salah satu penekanan utama adalah penyedian cara untuk menerapkan cairan penyalut secara mekanik guna menghindari teknik manual seperti prosedur sendok tuang. Walaupun ada kesamaan dalam persyaratan untuk penerapan cairan penyalut secara mekanik antara proses penyalutan gula penyalutan selaput, terdapat juga perbedaan-perbedaan tertentu yang hampir pasti mempengaruhi pemilihan peralatan yang sesuai.
Cairan penyalut gula biasanya mengandung padatan lebih dari 70 % sehingga dapat menjadi sangat kental. Ini sangat berbeda dengan cairan salut selaput yang jarang mengandung lebih 20 % bahan yang tidak menguap (yang khususnya berada dalam kisaran 5-15%).
Peralatan penyalutan memerlukan rancangan yang sederhana saja yang memungkinkan cairan penyalut mengalir pada permukaan produk yang sedang berjatuhan. Sebaliknya cairan penyalut selaput (tanpa perkecualian) perlu diterapkan dalam keadaan teratomisasi halus dan secara seragam didistribusikan lintas permukaan produk yang sedang disalut.
Penerapan mekanik dihubungkan dengan setiap metode pemasukan dan penyalut lintas permukaan produk yang sedang disalut menggunakan cara salut cara manual sendok tuang.
           



Top Spray Granulator
c.    Panci Berlubang (Perforated Pan System)
Meskipun banyak kemajuan dari alat penyalut lapisan zat alir (fluid-bed coating equiment), telah muncul suatu penemuan baru, yakni panci salut berlubang, yang merupakan rancangan pilihan dalam kebanyakan penerapan salut selaput (kecuali untuk penyalutan selaput pada serbuk dan partikulat lainnya).
Walaupun terdapat banyak desain khusus dari tipe alat ini , dasar dari alat tersebut ialah memungkinkan udara dimasukan kepanci dan udara ditarik melalui produk yang sedang disalut dan akhirnya dilepaskan. Secara khas panci salut ini terdiri dari panci agak bersiku-siku dilengkapi dengan buffles pencampur yang berputar pada sumbu horizontal didalam kabinet tertutup.
Alat yang termasuk panci berlubang ini dalam perdagangan antara lain sistem Accela-Cota dan sistem Hi-Coater. Udara pengering masuk kedalam drum, dilewatkan melalui lapisan tablet, dan dihembuskan (dikeluarkan) melalui drum.
Acella Cota
Mesin Pencetak Tablet








J. faktor yang mepengaruhi mutu tablet selaput
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi pembuatan tablet salut dan kualitas bentuk tablet salut, yaitu :
1.      Kecepatan penguapan pelarut
Kecepatan penguapan pelarut mempengaruhi langsung kualitas tablet salut dan waktu yang diperlukan untuk membuat tablet salut. Oleh Karena pentingnya proses penyalutan dalam waktu yang minimum, meningkatnya kecepatan penguapan pelarut menurunkan waktu yang tersedia untuk polimer-polimer berinteraksi. Oleh karena itu, jika kecepatan penguapan terlalu cepat, alat-alat mekanis film akan dirusak karena langsung merusak pada interaksi polimer. Tekanan uap pelarut dan suhu mempengaruhi kecepatan penguapan pelarut. Oleh karena itu, suhu yang rendah biasa digunakan untuk larutan salut.
2.      Perubahan volume udara
Perubahan volume udara akan langsung mempengaruhi kecepatan mengalirnya larutan salut dan juga merubah pola tanpa ruang penyalutan.
3.      Kelembaban khusus
Hal ini penting untuk mengontrol kelembaban tertentu dalam menghangatkan udara dan karenanya di dalam ruang salut untuk memastikan bahwa kualitas penyalutan tablet dioptimalkan. Jika kelembaban relatif di ruang penyalutan tinggi, pendinginan evaporatif oleh pelarut mungkin terjadi. Ini pada gilirannya akan menurunkan suhu udara di bawah titik embun, sehingga kondensasi air pada permukaan tablet. Ini akan mengganggu proses penyalutan,
mengakibatkan adhesi
kekurangan lapisan hidrofobik ke permukaan tablet
dan ketidaksempurnaan visual dalam lapisan terbentuk. Oleh karena itu,
kontrol dari kelembaban relatif dalam proses pelapisan diperlukan. Kehadiran kelembaban dalam ruang penyalutan mungkin berguna dalam menghilangkan listrik statis yang mungkin terjadi setelah proses penyalutan telah selesai.
4.    Lama dan kecepatan semprotan salut
Kecepatan semprotan dikontrol dalam proses penyalutan dan dipilih sesuai dengan kelarutan lapisan pelarut dalam volume udara dan viskositas. Di Selain itu, penting untuk memastikan integritas tetesan (yaitu meminimalkan tetesan agregasi) selama proses tersebut. Perlu dicatat bahwa tingkat semprotan yang berlebihan akan menghasilkan lapisan yang menunjukkan kurangnya adhesi pada permukaan tablet. Biasanya proses penyalutan akan melibatkan bahan-bahan pelapisan. Oleh karena itu salah satu metode ketebalan lapisan pada tablet dapat dimodifikasi adalah untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan dalam ruang penyalutan. Atau, konsentrasi bahan pelapis dapat ditingkatkan dalam lapisan solusi. Viskositas larutan harus diperhatikan untuk memastikan bahwa viskositas meningkat tidak membahayakan atomisasi proses, dan secara khusus ukuran tetesan.



BAB III
PENUTUP

III.1      Kesimpulan
            Tablet salut merupakan tablet yang dibuat dengan cara berturut-turut melapisi masing-masing lapisan tipis sukrosa atau bahan lain yang sesuai. Tablet salut terbagi tiga, yaitu tablet salut enteric, tablet salut gula dan tablet salut film
III.2      Saran
1.    Sebaiknya pihak universitas melakukan kebijakan-kebijakan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikannya..
2.    Fakultas sebaiknya meningkatkan perhatian di sektor penyediaan buku dan failitas-fasilits lainnya.
3.    Kepada mahasiswa, agar terus belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan jangan berbuat hal-hal yang bersifat merugikan.









DAFTAR PUSTAKA
1.    Siregar, Charles. 2008. Tekhnologi Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta: EGC
2.    Martindale, (1989),”The Extra Pharmacopeia, 29th Edition”, The Pharmaceutical Press, London.
3.    King, R. E., (1984),”Dispending Of Medication, Ninth Edition”, Mack Publishing Company, Philadelphia.

No comments:

Post a Comment