Flash Effect

Saturday, March 29, 2014

Evaluasi Suppositoria


Evaluasi suppositoria !
a. Aulton (419)
·         Penampilan
Penampialn suppositoria termasuk bau, warna, kondisi permukaan dan bentuk. Ini merupakan control organoleptik dan akan didiskusikan dalam bagian yang menyertainya ( dalam sediaan ).
Syarat untuk berat dan penghancuran diberikan dalam Farmakope Eropa dan nasional. Sifat meleleh dan kelarutan pada kenyataan direfleksikan dalam tes penghancuran . Banyak metode lain yang tersedia tetapi tidak ada yang terlihat mendukung informasi terkait. Metode Farmakope Eropa membuktikan untuk lebih tidak peka dan tidak banyak nilai harus dilengkapi untuk melalui tes ini.                                                                       
Kekuatan mekanik dapat menjadi penting untuk menghindari masalah dengan formulasi yang mana range leleh ditekan. Dapat diuji dengan beberapa metode termasuk uji kekerasan dan kekuatan.
Tidak ada syrat yang dipublikasikan sampai sekarang mengenai keseragaman isi. Bagaimanapun telah diperlihatkan  sebelumnya menjadi masalah yang potensial dalamproses produksi semi otomatis gabungan beberapa kg. Khususnya pada kadang – kadang pencampuran yang tidak mencukupi, keseragaman kandungan tidak mencukupi. Pemberian perhatian yang tidak hati – hati pada bentuk dan control alat pengisi dapat memecahkan banyak masalah. Bagaimana pun permulaan dan akhir dari proses produksi tetap memberikan hasil yang kurang mengharuskan beberapa derajat penolakan.
2.  Pelepasan obat dari suppositoria.
Mungkin hal yang paling pentng untuk dimengerti oleh pasien karakteristik pelepasan menentukan tahap kea rah kesuksesan terapi. Apa yang sungguh – sungguh diinginkan adalah bioavaibilitas optimal yang mana untuk formulator bertujuan untuk jaminan optimal dan menghasilkan pelepasan in vivo.
Sejak ada sedikit tujuan mengahsilkan informasi pelepasan  in vivo ini akan biasanya harus diinterpretasi dari pelepasan in vitro, dimana memperkenalkan masalah dalam korelasi in vitro / in vivo. Pengetahuan sekarang tidak mengizinkan pemilihan metode in vitro dengan kekuatan prediksi yang tinggi atau dalam pekerjaan in vivo. Beberapa aspek dapat didiskusikan bagaimana pun untuk memberikan point penolong dalam hal ini. Tabel 23.7 merupakan daftar parameter untuk diperiksa dalam tes pelepasan suppositoria in vitro.
Tabel 23.7   Parameter pelepasan in vitro
·         Suhu
·         Daerah kontak
·         Medium pelepasan
·         Pergerakan
·         Membar
Suhu dipilih untuk tes bentuk sediaan rectal yang mudah ditentukan sebagai suhu tubuh. Meskipun untuk tujuan praktis suhu ini dapat diatur pada 37o C, ini tidak terlalu cocok, khususnya tes suppositoria berlemak. Kebanyakan tersedia basis mempunyai jarak leleh di bawah 37o C, tetapi ini bukan tujuan penting bahwa kekentalannya pada 37o C adalah sama. Sejak suhu tubuh dapat turun menjadi 36o C pada malam hari, ini mencantumkan bahwa laju pelepasan pada 37o C mungkin di luar perkiraan. Juga membandingkan basis pada 37o C dapat berperan dalam kesimpulan yang keliru. Suhu pada tes yang ditampilkan mungkin penting khususnya jika telah terjadi. Perhatian khusus harus diberikan untuk tes temperature actual.
Dalam mengadakan yang terlihat dalam table 23.3 suhu pada permukaan lapisan air di dalam tabung, jika bahan suppositoria cair yang dikumpulkan mungkin mempunyai derajat lebih rendah dari suhu bulk. Dengan memilih ukuran yang tepat dan menutup tabung pada sisi atas masalah ini dieliminasi di sini.
 Daerah kontak dalam rectum dimana penyebaran terjadi tidak dapat distandarisasi tanpa pengenalan baik di atas maupun di bawah perkiraan. Dalam gambar 23.3 daerah relative kecil ( mis : kira – kira 10 cm2 ) dibandingkan total permukaan dari rectum ( kira – kira 300 cm2 ).











Tipe alat ini dengan tujuan secara terbuka ditujukan untuk digunakan untuk perbandingan pembelajaran hanya dan tidak untuk simulasi lengkap in vitro. Sekarang ini tidak ada metode yang tersedia yang secara tertutup mirip dengan situasi in vivo.
Parameter lain yang dianggap medium pelepasan. Padahal tidak cukup informasi yang tersedia pada komposisi actual dan struktur dari cairan rectal, pilihan biasanya dibuat untuk volume relative yang luas dari air atau larutan buffer. Sejak tahap pelepasan terbatas dalam bioavaibilitas dari suppositoria berlemak sangat sering pelepasan dari suppositoria terlihat cukup beralasan tidak termasuk musin yang mengontrol kekentalan in vivo. Volume yang besar kebanyakan dalam metode in vitro tidak akan menjadi penting. Banyak kesulitan adalah pilihan dari buffer dan secara khusus kekuatannya, sejak sedikit pengetahuan tentang factor ini dalam situasi in vitro. Untuk basis larut air masalah ini lebih luas lagi dan secara esensial tidak ada larutan ideal telah ditemukan untuk maslah pemilihan volume dan komposisi dari medium pelepasan. Hanya baru – baru ini telah menjadi penting dibuat arah termasuk salah satu atau jalur lain dari penggabungan tekanan yang penting dalam tes pelepasan. Ini jelas bahwa motilitas rectal ada dan itu mungkin mempengaruhi bioavaibilitas. Tidak terlalu jelas , tetapi bagaimana untuk menggabungkan pengetahuan ini untuk menggabungkan pengetes pelepasan. Usaha – usaha talah dibuat, tetapi tidak ada jawaban akhir yang mungkin baik.
Sangat sering membrane telah digunakan dalam pengetes pelepasan, biasanya penutup suppositoria dalam volume kecil dari medium pelepasan. Seperti telah diperlihatkan baru – baru ini mempunyai keberatan yang luar biasa bahwa pelepasan sebagai ukuran dalam bagian luar tidak sama dengan pelepasan actual yang terjadi pada bagian dalam. Kebanyakan hasil yang dipublikasikan tidak memperhitungkan bahwa membrane mungkin membentuk resistensi untuk melewati molekul obat dan pelepasan actual jika kondisi tertentu dapat ditemu. Ini terlihay pantas karena itu untuk menghindari membran – membran dalam pengetes pelepasan apabilamungkin.
Perlakuan benar yang actual dalam tes pelepasan in vitro membuktikan pertunjukan in vitro. Beberapa kemungkinan untuk memperoleh data ini. Penentuan bioavaibilitas harus dipandang keduanya laju dan luasnya absorpsi. Apabila kemungkinan data ini harus diperoleh dalam manusia, sejak ini tidak ada hewan coba yang tersedia yang dapat dipercaya.
  1. Lachman Industri (1191)
    1. Uji Kisaran Leleh
Disebut kisaran leleh makro, dan uji ini merupakan suatu ukuran waktu yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna bila dicelupkan dalam penangas air dengan temperature tetap ( 37o C ­). Sebaliknya uji kisaran leleh mikro adalah kisaran leleh yang diukur dalam pipa kapilernya untuk basis lemak. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur kisaran leleh sempurna dari suppositoria adalah suatu alat desintegrasi tablet USP. Suppositoria dicelupkan seluruhnya dalam penangas air yang konstan dan waktu yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna atau menyebar dalam air sekitarnya diukur.
Pada penglepasan obat secara in vitro diukur dengan menggunakan alat kisaran leleh yang sama. Jika volume air yang mengelilingi suppositoria diketahui, maka dengan mengukur alikuat air untuk massa obat yang dikandung pada berbagai internal dalam periode meleleh, suatu kurva waktu terhadap kandungan obat.
    1. Uji Pencairan / uji Waktu Melunak dari Suppositoria Rektal
Suatu modifikasi dari metode yang dikembangkan oleh Krowezynski adalah uji suppositoria akhir lain yang berguna. Uji tersebut terdir dari pipa U yang sebagain dicelupkan ke dalam penangas air yang bertemperatur konstan. Penyempitan pada salah satu sisi menahan suppositoria tersebut pada tempatnya dala pipa “ uji melunak “ mengukur waktu yang diperlukan suppositoria rectal untuk mencair dalam alat yang disesuaikan dengan kondisi in vivo. Suatu penyaringan melalui selaput semi permeable yakni pipa selofan, diikat pada kedua ujung kondensor dengan mesing – masing terbuka.

    1. Uji Kehancuran
Berbagai larutan telah diuraikan untuk memecahkan masalah kerapuhan suppositoria. Uji kehancuran dirancang sebagai metode untuk mengukur keregasan atau kerapuhan suppositoria. Alat yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari suatu ruang berdinding rangkap dimana suppositoria yang diuji ditempatkan. Air pada 37o C dipompa melewati dinding rangkap ruang tersebut dari suppositoria diisikan ke dalam dinding dalam yang kering, menopang lempeng dimana suatu batang diletakkan. Ujung lain dari batang tersebut terdiri dari lempeng lain dimana beban digunakan. Uji dihubungkan dengan penempatan 600 gram di atas lempeng datar. Pada interval waktu satu menit, 200 gram bobot ditambahkan dan bobot dimana suppositoria dirusak adalah titik hancurnya, atau gaya yang menentukan karakteristik keregasan dan kerapuhan suppositoria tersebut. Suppositoria dengan bentuk – bentuk yang berbeda – beda mempunyai titik hancur yang berbeda pula. Titik hancur yang dikehendaki dari masing – masing bentuk suppositoria yang beraneka ragam ini ditetapkan sebagai level yang menahan kekuatan ( gaya ) hancur yang disebabkan oleh berbagai tipe penanganan yakni : produksi, pengemasan, pengiriman dan pengangkutan dalam penggunaan pasien


    1. Uji Disolusi.
Pengujian laju penglepasan zat obat suppositoria secara in vitro selalu mengalami kesulitan karena adanya pelelehan, perubahan bentuk dan disperse dari medium disolusi. Pengujian awal dilakukan dengan penetapan biasa dalam gelas piala yang mengandung suatu medium.
Dalam usaha untuk mengawasi variasi pada antar muka massa / medium, berbagai cara telah dipakai, termasuk keranjang kawat mesh atau suatu membrane untuk memisahkan ruang sample dari bak reservoir. Sample yang ditutup dalam pipa dialysis atau membrane alami juga dapat dikaji. Alat sel alir ( flow cell ) digunakan untuk menahan sample ditempatkan dengan kapas, saringan kawat dan yang paling baru dengan manik – manik gelas.


No comments:

Post a Comment