Evaluasi
suppositoria !
a. Aulton (419)
·
Penampilan
Penampialn suppositoria termasuk bau, warna, kondisi
permukaan dan bentuk. Ini merupakan control organoleptik dan akan didiskusikan
dalam bagian yang menyertainya ( dalam sediaan ).
Syarat untuk berat dan penghancuran diberikan dalam
Farmakope Eropa dan nasional. Sifat meleleh dan kelarutan pada kenyataan
direfleksikan dalam tes penghancuran . Banyak metode lain yang tersedia tetapi
tidak ada yang terlihat mendukung informasi terkait. Metode Farmakope Eropa
membuktikan untuk lebih tidak peka dan tidak banyak nilai harus dilengkapi
untuk melalui tes ini.
Kekuatan mekanik dapat menjadi penting untuk menghindari masalah dengan
formulasi yang mana range leleh ditekan. Dapat diuji dengan beberapa metode
termasuk uji kekerasan dan kekuatan.
Tidak ada syrat yang dipublikasikan sampai sekarang
mengenai keseragaman isi. Bagaimanapun telah diperlihatkan sebelumnya menjadi masalah yang potensial
dalamproses produksi semi otomatis gabungan beberapa kg. Khususnya pada kadang
– kadang pencampuran yang tidak mencukupi, keseragaman kandungan tidak
mencukupi. Pemberian perhatian yang tidak hati – hati pada bentuk dan control
alat pengisi dapat memecahkan banyak masalah. Bagaimana pun permulaan dan akhir
dari proses produksi tetap memberikan hasil yang kurang mengharuskan beberapa
derajat penolakan.
2. Pelepasan obat dari suppositoria.
Mungkin hal yang paling pentng untuk dimengerti oleh
pasien karakteristik pelepasan menentukan tahap kea rah kesuksesan terapi. Apa
yang sungguh – sungguh diinginkan adalah bioavaibilitas optimal yang mana untuk
formulator bertujuan untuk jaminan optimal dan menghasilkan pelepasan in vivo.
Sejak ada sedikit tujuan mengahsilkan informasi
pelepasan in vivo ini akan biasanya
harus diinterpretasi dari pelepasan in vitro, dimana memperkenalkan masalah
dalam korelasi in vitro / in vivo. Pengetahuan sekarang tidak mengizinkan
pemilihan metode in vitro dengan kekuatan prediksi yang tinggi atau dalam
pekerjaan in vivo. Beberapa aspek dapat didiskusikan bagaimana pun untuk
memberikan point penolong dalam hal ini. Tabel 23.7 merupakan daftar parameter
untuk diperiksa dalam tes pelepasan suppositoria in vitro.
Tabel 23.7 Parameter pelepasan in vitro
·
Suhu
·
Daerah kontak
·
Medium pelepasan
·
Pergerakan
·
Membar
Suhu dipilih untuk tes bentuk sediaan rectal yang
mudah ditentukan sebagai suhu tubuh. Meskipun untuk tujuan praktis suhu ini
dapat diatur pada 37o C, ini tidak terlalu cocok, khususnya tes
suppositoria berlemak. Kebanyakan tersedia basis mempunyai jarak leleh di bawah
37o C, tetapi ini bukan tujuan penting bahwa kekentalannya pada 37o
C adalah sama. Sejak suhu tubuh dapat turun menjadi 36o C pada malam
hari, ini mencantumkan bahwa laju pelepasan pada 37o C mungkin di
luar perkiraan. Juga membandingkan basis pada 37o C dapat berperan
dalam kesimpulan yang keliru. Suhu pada tes yang ditampilkan mungkin penting
khususnya jika telah terjadi. Perhatian khusus harus diberikan untuk tes
temperature actual.
Dalam mengadakan yang terlihat dalam table 23.3 suhu
pada permukaan lapisan air di dalam tabung, jika bahan suppositoria cair yang
dikumpulkan mungkin mempunyai derajat lebih rendah dari suhu bulk. Dengan
memilih ukuran yang tepat dan menutup tabung pada sisi atas masalah ini
dieliminasi di sini.
Daerah kontak
dalam rectum dimana penyebaran terjadi tidak dapat distandarisasi tanpa
pengenalan baik di atas maupun di bawah perkiraan. Dalam gambar 23.3 daerah
relative kecil ( mis : kira – kira 10 cm2 ) dibandingkan total
permukaan dari rectum ( kira – kira 300 cm2 ).
Tipe alat ini dengan tujuan secara terbuka ditujukan untuk digunakan
untuk perbandingan pembelajaran hanya dan tidak untuk simulasi lengkap in
vitro. Sekarang ini tidak ada metode yang tersedia yang secara tertutup mirip
dengan situasi in vivo.
Parameter lain yang dianggap medium pelepasan. Padahal
tidak cukup informasi yang tersedia pada komposisi actual dan struktur dari
cairan rectal, pilihan biasanya dibuat untuk volume relative yang luas dari air
atau larutan buffer. Sejak tahap pelepasan terbatas dalam bioavaibilitas dari
suppositoria berlemak sangat sering pelepasan dari suppositoria terlihat cukup
beralasan tidak termasuk musin yang mengontrol kekentalan in vivo. Volume yang
besar kebanyakan dalam metode in vitro tidak akan menjadi penting. Banyak
kesulitan adalah pilihan dari buffer dan secara khusus kekuatannya, sejak
sedikit pengetahuan tentang factor ini dalam situasi in vitro. Untuk basis
larut air masalah ini lebih luas lagi dan secara esensial tidak ada larutan
ideal telah ditemukan untuk maslah pemilihan volume dan komposisi dari medium
pelepasan. Hanya baru – baru ini telah menjadi penting dibuat arah termasuk
salah satu atau jalur lain dari penggabungan tekanan yang penting dalam tes
pelepasan. Ini jelas bahwa motilitas rectal ada dan itu mungkin mempengaruhi
bioavaibilitas. Tidak terlalu jelas , tetapi bagaimana untuk menggabungkan
pengetahuan ini untuk menggabungkan pengetes pelepasan. Usaha – usaha talah
dibuat, tetapi tidak ada jawaban akhir yang mungkin baik.
Sangat sering membrane telah digunakan dalam pengetes
pelepasan, biasanya penutup suppositoria dalam volume kecil dari medium
pelepasan. Seperti telah diperlihatkan baru – baru ini mempunyai keberatan yang
luar biasa bahwa pelepasan sebagai ukuran dalam bagian luar tidak sama dengan
pelepasan actual yang terjadi pada bagian dalam. Kebanyakan hasil yang
dipublikasikan tidak memperhitungkan bahwa membrane mungkin membentuk
resistensi untuk melewati molekul obat dan pelepasan actual jika kondisi
tertentu dapat ditemu. Ini terlihay pantas karena itu untuk menghindari membran
– membran dalam pengetes pelepasan apabilamungkin.
Perlakuan benar yang actual dalam tes pelepasan in
vitro membuktikan pertunjukan in vitro. Beberapa kemungkinan untuk memperoleh
data ini. Penentuan bioavaibilitas harus dipandang keduanya laju dan luasnya
absorpsi. Apabila kemungkinan data ini harus diperoleh dalam manusia, sejak ini
tidak ada hewan coba yang tersedia yang dapat dipercaya.
- Lachman Industri (1191)
- Uji Kisaran Leleh
Disebut kisaran leleh makro, dan uji ini merupakan
suatu ukuran waktu yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna bila
dicelupkan dalam penangas air dengan temperature tetap ( 37o C ).
Sebaliknya uji kisaran leleh mikro adalah kisaran leleh yang diukur dalam pipa
kapilernya untuk basis lemak. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur kisaran
leleh sempurna dari suppositoria adalah suatu alat desintegrasi tablet USP.
Suppositoria dicelupkan seluruhnya dalam penangas air yang konstan dan waktu
yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna atau menyebar dalam air
sekitarnya diukur.
Pada penglepasan obat secara in vitro diukur dengan
menggunakan alat kisaran leleh yang sama. Jika volume air yang mengelilingi
suppositoria diketahui, maka dengan mengukur alikuat air untuk massa obat yang dikandung
pada berbagai internal dalam periode meleleh, suatu kurva waktu terhadap
kandungan obat.
- Uji Pencairan / uji Waktu Melunak dari Suppositoria Rektal
Suatu modifikasi dari metode yang dikembangkan oleh
Krowezynski adalah uji suppositoria akhir lain yang berguna. Uji tersebut
terdir dari pipa U yang sebagain dicelupkan ke dalam penangas air yang
bertemperatur konstan. Penyempitan pada salah satu sisi menahan suppositoria
tersebut pada tempatnya dala pipa “ uji melunak “ mengukur waktu yang
diperlukan suppositoria rectal untuk mencair dalam alat yang disesuaikan dengan
kondisi in vivo. Suatu penyaringan melalui selaput semi permeable yakni pipa
selofan, diikat pada kedua ujung kondensor dengan mesing – masing terbuka.
- Uji Kehancuran
Berbagai larutan telah diuraikan untuk memecahkan
masalah kerapuhan suppositoria. Uji kehancuran dirancang sebagai metode untuk
mengukur keregasan atau kerapuhan suppositoria. Alat yang digunakan untuk uji
tersebut terdiri dari suatu ruang berdinding rangkap dimana suppositoria yang
diuji ditempatkan. Air pada 37o C dipompa melewati dinding rangkap
ruang tersebut dari suppositoria diisikan ke dalam dinding dalam yang kering,
menopang lempeng dimana suatu batang diletakkan. Ujung lain dari batang
tersebut terdiri dari lempeng lain dimana beban digunakan. Uji dihubungkan
dengan penempatan 600 gram di atas lempeng datar. Pada interval waktu satu
menit, 200 gram bobot ditambahkan dan bobot dimana suppositoria dirusak adalah
titik hancurnya, atau gaya
yang menentukan karakteristik keregasan dan kerapuhan suppositoria tersebut.
Suppositoria dengan bentuk – bentuk yang berbeda – beda mempunyai titik hancur
yang berbeda pula. Titik hancur yang dikehendaki dari masing – masing bentuk
suppositoria yang beraneka ragam ini ditetapkan sebagai level yang menahan
kekuatan ( gaya
) hancur yang disebabkan oleh berbagai tipe penanganan yakni : produksi,
pengemasan, pengiriman dan pengangkutan dalam penggunaan pasien
- Uji Disolusi.
Pengujian laju penglepasan zat obat suppositoria secara
in vitro selalu mengalami kesulitan karena adanya pelelehan, perubahan bentuk
dan disperse dari medium disolusi. Pengujian awal dilakukan dengan penetapan
biasa dalam gelas piala yang mengandung suatu medium.
Dalam usaha untuk mengawasi variasi pada antar muka massa / medium, berbagai
cara telah dipakai, termasuk keranjang kawat mesh atau suatu membrane untuk
memisahkan ruang sample dari bak reservoir. Sample yang ditutup dalam pipa
dialysis atau membrane alami juga dapat dikaji. Alat sel alir ( flow cell )
digunakan untuk menahan sample ditempatkan dengan kapas, saringan kawat dan
yang paling baru dengan manik – manik gelas.
No comments:
Post a Comment