MAKALAH BIOKIMIA
”GLUKONEOGENESIS DAN PEMBENTUKAN KETON BODIES”
OLEH :
NAMA : ANANDA LISDA PUTRI
NIM : N11110903
KELAS : A SELASA PAGI
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Biokimia ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Proses Glukoneogenesis dan pembentukan Badan Keton. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Makassar, September 2013
Penyusun
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Dalam Ilmu Kimia banyak terdapat
suatu istilah-istilah, diantaranyaadalah Karbohidrat. Karbohidrat adalah
kelompok senyawa polilaidroksida dan polihidroksi keton. Yang dimana
Karbohidrat banyak kita ketahui sebagai sesuatu yang sangat diperlukan bagi
makhluk hidup. Berikut ini adalah sekilas tentang Karbohidrat. Kata karbohidrat
berasal dari kata karbo (unsur karbon) dan air (hidrat = H2O). Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah
senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat
paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa)
atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Fungsi primer dari
karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka pendek (gula merupakan sumber
energi). Fungsi sekunder dari karbohidra adalah sebagai cadangan energi jangka
menengah (pati untuk tumbuhan dan glikogen untuk hewan dan manusia). Fungsi
lainnya adalah sebagai komponen struktural sel. Berdasarkan pengertian di atas
berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus
umum dari karbohidrat adalah:
Cn(H2O)n atau CnH2nOn
II.Rumusan
Masalah
A.
Pengertian Glukoneogenesis dan Peranan
B.
Prekursor Pada Glukoneogenesis
C.
Jalur Glukoneogenesis
D.
PENGATURAN GLUKONEOGENESIS
E.
PEMBENTUKAN
DAN METABOLISME BENDA-BENDA KETON
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Peranan Glukoneogenesis
Yang dimaksud dengan glukoneogenesis adala reaksi yang merubah senyawa
bukan karbohidrat menjadi karbohidrat (glukosa). Jalur ini merupakan salah satu
jalur yang merupakan sumber glukosa endogen.
Peranan fisiologis dari jalur ini adalah untuk mempertahankan kadar
glukosa darah pada saat masukan glukosa darah rendah, misalnya pada saat puasa,
atau apabila tubuh dalam keadaan stress, agar glukosa darah tidak kurang dari
batas minimal. Kadar glukosa darah harus dipertahankan di atas batas minimal
mengingat ada jaringan tubuh yaitu otak, sel darah merah, dan sel limfoit serta
makrofag yang untuk fungsi fisiologisnya mutlak membutuhkan glukosa.
Glukoneogenesis, proses sintesis glukosa dari precursor bahan karbohidrat,
terjadi terutama di hati pada keadaan puasa. Pada keadaan kelaparan yang
ekstrem, korteks ginjal juga dapat membentuk glukosa. Sebagian besar glukosa
yang dihasilkan oleh korteks ginjal digunakan oleh medula ginjal, tetapi
sebagian glukosa dapat masuk ke dalam aliran darah.
Diawali dengan piruvat, sebagian besar langkah pada glukoneogenesis adalah
kebalikan dari reaksi pada glikolisis. Sebenarnya, jalur-jalur ini berbeda
hanya di 3 titik. Enzim yang berperan dalam mengkatalisis reaksi ini diatur
sedemikian rupa sehingga yang utama adalah glikolisis atau glukoneogenesis,
tergantung pada keadaan fisiologis.
Sebagian besar langkah glukoneogenesis menggunakan enzim yang sama dengan
enzim yang mengkatalisis proses glokolisis. Aliran karbon, tentu saja, adalah
dalam arah yang berlawanan. Terdapat tiga urutan reaksi pada glukoneogenesis
yang berbeda dengan langkah padanan pada glikolisis. Ketiganya melibatkan
perubahan piruvat menjadi fosfoenolpiruvat ( PEP ) dan reaksi yang mengeluarkan
fosfat dari fruktosa 1,6 bifosfat untuk
membentuk fruktosa 6- fosfat dan dari glukosa 6- fosfat untuk membentuk
glukosa. Selama glukoneogenesis, perubahan piruvat menjadi fosfoenolpiruvat
dikatalisis oleh serangkaian enzim dan bukan 1 enzim seperti yang digunakan pada glikolisis. Reaksi yang
mengeluarkan fosfat dari fruktosa 1.6 bifosfat dan dari glukosa 6 fosfat
masing-masing menggunakan enzim yang berbeda dengan enzim padanan pada
glikolisis. Walaupun selama glikolisis terjadi penambahan fosfat oleh kinase,
yang menggunakan ATP, selama glukoneogenesis fosfat dikeluarkan oleh fosfatase
yangmemebebaskan Pi. Dengan demikian, langkah glukoneogenik ini secara
energetislebihmudh terjadi daripada apabilapaa reaksi-reaksi tersebut
dihasilkan ATP.
B.
Prekursor Pada Glukoneogenesis
Pada manusia, tiga sumber karbon yang utama untuk glukoneogenesis adalah
laktat,gliserol,dan asam amino, terutama alanin. Laktat dihasilkan oleh
glikolisis anaerobik dijaringan misalnya otot yang sedang bekerja atau sel
darah merah, gliserol dibebaskan dari simpanan triasilgliserol diajringanadiposa
dan asaam amino terutama berasal dari simpanan asam amino di otot yang mungkin
berasal daripenguraian protein otot. Alanin, asam amino glukoneogenik utama,
dibentuk di otot dari asam amino lain dan dari glukosa.
C.
Jalur Glukoneogenesis
Glukoneogenesis berlangsung melalui suatu jalur yangmerupkan
kebalikandari banyak, ttapitidaksemua
langkah glikolisis.
1. Perubahan piruvat menjadi fosfoenolpiruvat
Pada glikolisi, fosfoenolpiruvat
diubah menjadi piruvat oleh piruvat kinase. Pada glukoneogenesis, diperlukan
serangkaian langkah untuk menyelesaikan kebalikan dari reaksi ini. Piruvat
mengalami karboksilasi oleh piruvat karboksilase untuk membentuk oksaloasetat.
Enzim ini yang memerlukan biotin, adalah katalisator reaksi anaplerotik pada
siklus asam trikarboksilat. Pada glukoneogenesis, reaksiini melengkapi lagi
oksaloasetat yang digunakan untuk sintesis glukosa.
CO2 yang ditambahkan ke piruvat
untukmembentuk oksaloasetat dibebaskan oleh fosfoenolpiruvat
karboksikinse(PEPCK) dan dihasilkan fosfoenolpiruvat. Untuk reaksi ini, GTP
merupakan sumber energi serta sumber gugus fosfat fosfoenolpiruvat. Enzim-enzim
ini mengkatalisis kedua langkah ini
terletak di dua kompartemen subselyang berbeda. Piruvat karboksilase
dijumpai di mitokondria.Padaberbagi spesies, fosfoenolpiruvat karbokilse
karboksikinse terletakdi sitosol atau mitokondria, atau tersebar di
keduakompartemenini. Pada manusia, enzim ini trsebar hampir sama banyak
dimasing-masing kompartemen.
Oksaloasetat yang dihasilkan dari
piruvat oleh piruvat karboksilse atau dari sam amino yangmembentuk zat antara
pada siklus asam trikarboksilat, tidak mudah menembus membran mitokondria.
Oksaloasetat mengalami dekarboksilasi menjadi fosfoenolpiruvat karboksikinase
mitokondria, ata u di ubah manjadi malat atau aspartat. Perubahanoksaloasetat
menjadimalat memerlukan NADH. Fosfoenolpiruvat, malat, aspartat dapat
dipindahkan ke dalam sitosol.Setelah menmbus membranmitokondria dan masuk
kedalam sitosol,malat dan asprtat diubah kembalimejadioksalosetat oleh
kebalikan dari reaksi yang dijelaskan.Perubahan malat menjadi oksaloasetat
menghasilkan NADH. Apakah oksaloasetat dipindahkan menembus membranmitokondria
sebagaimalat atau aspartat tergantung pada kebutuhan akan ekuivalen reduksi di
sitosol. NADH diperlukan untuk mereduksi1,3-bisfosfogliserat menjadi
gliseraldehida3-fosfat selama glukoneogenesis.
2. Perubahan Fosfoenolpiruvat menjadiFruktosa
1,6-bisfosfat
Langkah glukoneogenesis selanjtnya
berlangsung di dalamsitosol. Fosfoenolpiruvat membalikkan langkah pada
glikolisis untukmembentuk gliserildehida3-fosfat yang terbentuk, 1 diuabah
menjdi dihidroksiseton fosfat(DHAP). Kedua triosa fosfatni, DHAP dan
gliserildehida3-fosfat, berkondenssi membentuk
fruktosa1,6-bisfosfatmelaluikebailkan dari reaksi aldolase.Karena membentuk DHAP,gliserol
masuk ke dalam jalur glukoneogeneis pada tahap ini.
3.Perubahan Fruktosa1,6-bisfosfat menjdi fruktosa6-fosfat
Enim fruktosa1,6-bisfosfatase
membebaskan fosfat inorganik dari fruktosa 1,6 bisfosfatuntukmembentuk
fruktosa6-fosfat. Enzim glikolitik, fosfofruktokinase-1 tidak mengkatalisi
reaksiini melainkan suatu reaksi yangmelibatkan ATP. Dalam reaksi glukoneogenik
berikutnya, fruktosa 6-fosfat di ubah menjadi gluksa 6-fosfat olehisomerase
yang sama dengan isomerase yang digunakn pada glikolisis.
4.Perubahan Glukosa 6-Fosfat menjadi Glukosa
Glukosa 6-Fosfatase memutuskan Pi
dari glukosa 6-fosfat dan membebaskan glukosa bebasuntukmasukke dalam darah.
Enzim glikolitik glukokinase, yang mengkatalisi reaksisebaliknya memerlukanATP.
Glukosa 6-fosfatase terletak dimembran retikulum endoplasma. Glukosa 6-fosfat
digunakan tidak saja pada glukoneogenesis, tetapi juga untuk menghasilkan
glukosadarah dai pemecahan glikogen hati.
D.
PENGATURAN GLUKONEOGENESIS
Walaupun glukoneogenesis berlangsung
selama puasa, glukoneogenesis juga di rangsang selama olahraga yang lama,diet
tinggi protein dan keadaan stress. Faktor yangmendorong secara keseluruhan
aliran karbondari piruvat ke glukosa meliputi ketersediaan subtrat dan perubahn
aktivitas atau jumlah enzim tertentupada glikolisis dan glukoneogenesis.
Ketersediaa substrat, Glukosa dirangsang oleh aliran subtrat utamanya dari
jaringan perifr ke hati. Gliseroldibebaskan dari jaringan adiposa apabilakar
insulinmenurundankadar glukagon atau hormon stress epinefrin dan kortisol(suatu
glukokortikoid) meningkat di dalamdarah.Laktat di hasilkan dari ototselama
olahraga dan oleh sel darah merah. Asam amino juga tersedia untuk
glukoneogenesis apabila asupan makanan tinggi protein dan asupan rendah
karbohidrat.
Aktivitas atau Jumlah Enzim Kunci
Tiga langkah
dalam jalur glukoneogenesis yang diatur:
- Piruvat à fofsfoenolpiruvat
- Fruktosa 1,6-bifosfat à fruktosa 6-fosfat
- Glukosa 6-fosfat à glukosa
Langkah-langkah ini sesuai dengan langkah yang terjadi pada glikolisis yang
dikatalisis oleh enzim pengatur. Aliran netto karbon, apakah dari glukosa ke
piruvat (glikolisis) atau dari piruvat ke glukosa (glukoneogenesis), bergantung
pada aktivitas relatif atau jumlah enzim glikolitik atau glukoneogenik.
PERUBAHAN PIRUVAT MENJADI FOSFOENOLPIRUVAT
Piruvat merupakan substrat kunci untuk glukoneogenesis yang berasal dari
laktat dan asam amino, terutama alanin. Pada kondisi menguntungkan
glukoneogenesis, piruvat tidak diubah menjadi asetil KoA karena piruvat
dehidrogenase relatif tidak aktif. Malahan piruvat diubah menjadi oksaloasetat
oleh piruvat karboksilase. Kemudian oksaloasetat dibah menjadi fosfoenolpiruvat
karboksikinase. Karena piruvat kinase diinaktifkan oleh fosforilasi dan oleh
alanin, fosfoenolpiruvat tidak diubah kembali menjadi piruvat, suatu keadaan
yang dapat mendorong timbulnya siklus substrat nonproduktif (siklus yang
sia-sia). Namun fosfoenolpiruvat membalikkan langkah pada glikolisis dan
akhirnya membentuk glukosa.
Piruvat dehidrogenase tidak aktif.
Pada keadaan puasa, kadar insulin rendah, dan kadar glukagon meningkat.
Akibatnya, asam lemak dan gliserol dibebaskan dari simpanan triasilgliserol di
jaringan adiposa. Asam lemak berpindah ke hati tempat asam lemak mengalami
oksidasi-b dan menghasilkan asetil KoA, NADH, dan ATP. Akibatnya, konsentrasi ADP
berkurang. Perubahan ini menyebabkan fosforilasi piruvat kinase menjadi bentuk
tidak aktif. Oleh karena itu, piruvat tidak diubah menjadi asetil KoA.
Piruvat karboksilase tidak aktif. Asetil KoA, yang dihasilkan melalui
oksidasi asam lemak, mengaktifkan piruvat karboksilase. Oleh karena itu,
piruvat yang berasal dari alanin atau laktat, diubah menjadi oksaloasetat.
Fosfoenolpiruvat karboksikinase terinduksi. Oksaloasetat menghasilkan
fosfoenolpiruvat dalam suatu reaksi yang dikatalisis ooleh fosfoenolpiruvat
karboksikinase. Fosfoeolpiruvat karboksinkinase sitosol merupakan ezm yang
dapat diinduksi, yang berarti bahwa jumlah enzim tersebut didalam sel meningkat
karena terjadi peningkatan transkripsi gen dan peningkatan translasi mRNA.
Peninduksi utama adalah cAMP yang kadarnya ditingkatkan oleh hormon yang
mengaktifkan adenilat siklase. Adlenilat siklase menghasilkan cAMP dari ATP.
Glukagon adalah hormon yang menyebabkan peningkatan cAMP selama puasa,
sementara efinefrin bekerja selama olahraga atau stress. cAMP mengaktifkan
protein kinase A yang melakukan fosforilasi terhadap protein yang merangsang
transkripsi gen fosfoenolpiruvat karboksikinase. Peningkatan sintesis mRNA
untuk fosfoenolpiruvat karboksikinase menyebabkan peningkatan sintesis enzim
tersebut. Kortisol, glukokortokoid utama pada manusia, juga menginduksi
fosfoenolpiruvat karboksikinase.
Piruvat kinase tidak aktif. Apabila kadar glukagon meningkat, piruvat
kinase mengalami fosforilasi dan menjadi tidak aktif oleh mekanisme yang
melibatkan cAMP dan protein kinase A. Oleh karena itu tidak terjadi perubahan
kembali fosfoenolpiruvat menjadi piruvat. Fosfoenolpiruvat terus mengikuti
jalur glukoneogenesis. Apabila fosfoenol piruvat di ubah kembali menjadi
pirvat, substrat ini hanya akan membentuk siklus, menimblkan hilangnya energi
tanpa menghasilkan produk yang bermanfaat. Inaktivasi piruvat kinase mencagah
terbentuknya pendauran yang sia-sia seperti itu dan mendorong terbentuknya
glukosa.
PERUBAHAN FRUKTOSA 1,6-BIFOSFAT MENJADI FRUKTOSA
6-FOSFAT.
Karbon pada fosfoenolpiruvat membalikkan langkah glikolisis, membentuk
fruktosa 1,6-bifosfat. Fruktosa 1,6-bifosfatase bekerja pada bifosfat ini untuk
mengeluarkan fosfat inorganik dan menghasilkan fruktosa 6-fosfat. Pada langkah
ini daur substrat yang sia-sia di cegah karena pada kondisi yang menguntungkan
glukoneogenesis, konsentrasi senyawa yang mengaktifkan enzim glikolitik
fosfofruktokinase-1 adalah rendah. Senyawa yang sama ini, fruktosa
2,6-bifosfatase. Apabila konsentrasi efektor alosterik ini rendah,
fosfofruktokinase-1 menjadi kurang aktif, fruktosa 1,6-bifosfatase lebih aktif
, dan aliran karbon adalah menuju fruktosa 6-fosfat dan dengan demikian menuju
glukosa. Fruktosa 1,6-bifosfatase juga terinduksi selama puasa.
PERUBAHAN GLUKOSA 6-FOSFAT MENJADI GLUKOSA.
Glukosa 6-fosfatase mengkatalisis perubahan glukosa 6-fosfat menjadi
glukosa, yang kemudian dikeluarkan dari sel hati. Enzim glikolitik glukokinase
yang mengkatalisis reaksi sebaliknya, relatif tidak aktif selama
glukoneogenesis. Glukokinase yang memiliki S0,5 (Km) yang tinggi
untuk glukosa, sangat tidak aktif selama puasa karena kadar glukosa darah
rendah (sekitar 5mM).
Glukokinase juga merupakan enzim yang dapat di induksi. Konsentrasi enzim
meningkat pada keadaan kenyang saat kadar glukosa dan insulin darah meningkat
konsentrasi enzim menurun pada keadaan puasa saat kadar glukosa dan insulin
rendah .
E. PEMBENTUKAN DAN METABOLISME BENDA-BENDA
KETON
Asam asetoasetat, asam B-hidrosksibutirat dan
aseton disebut benda-benda keton. B-hidrosikbutirat adalah hasil reduksi dari
asetosetat, dan aseton adalah hasil dekorboksilasi non anzimatik senyawa
tersebut. Senyawa-senyawa tersebut di bentuk terutama di hati dan di gunakan
pada jaringan ekstrahepatik. Pada keadaan normal kadar dalam darah tidak
melebihi 1 menyebabkan pH darah menurun, dengan akibat terjadi asidosis.
KETOGENESIS
Hati memiliki sistem enzim yang lengkap untuk
mensintesis benda-benda keton, tetapi aktivitas enzim untuk mengoksidasi
senyawa yang dihasilkan tersebut adalah rendah sekali, sehingga benda-benda
tersebut dilepaskan ke dalam plasma dan proses oksidasinya diserahkan ke
jaringan ekstrahepatik. Enzim untuk ketogenesis terdapat di dalam mitokondria.
Bahan dasar untuk membentuk benda-benda keton adalah asetoasetil KoA yang
berasal dari 2 sumber :
1.
Oksidasi
FFA
2.
Kondensasi
dari 2 molekul asetil Ko A
Pembentukan benda-benda keton ada 2 cara :
1.
Asetoasetil
KoA langsung menjadi aseto-aseto dengan melepaskan KoA. Enzim yang di perlukan
adalah asset-asetil KoA deasilase.
Melalui pembentukan HMG KoA (B hidroksi B
metal-gluteril KoA), jalan ini dianggap jalan utama untuk membentuk benda-benda
keton. Reaksi ini melalui kondensasi astoasetil KoA dengan asetil KoA, yang
kemudian membentuk HMG KoA oleh bantuan enzim HMG KoA sintase. Kemudian oleh
enzim HMG KoA liase HMG KoA ini dipecah menghasilkan asetoasetat dan asetil
KoA. Asetil KoA yang terbentuk dapat dipakai kembali untuk membentuk HMG KoA.
Asetoasetat yang terbentuk oleh enzim B hidroksibutirat dehidrogenase direduksi
menjadi hidroksibutirat dengan suatu proses yang bolak-balik. Aseto-asetat yang
juga secara spontan dapat dipecah menjadi aseton. B hidroksibutirat merupakan
benda keton yang jumlahnya paling banyak dalam darah dan urin.
OKSIDASI BENDA-BENDA KETON
Hati tidak dapat menggunakan benda-benda
keton karena di dalam hati tidak terdapat enzim-enzim yang diperlukan untuk
memecah benda-benda tersebut menjadi asetil KoA. Asetoasetat dan
hidroksibutirat diambil dan dipecah menjadi asetil KoA dan dioksidasi oleh
jaringan ekstrahepatik yang dapat menghasilkan energi, karena benda-benda keton
memiliki energi potensial.
Pemecahan B hidroksiburat menjadi asetoasetat
diperlukan adanya NAD. Asetoasetat diaktifkan oleh KoA yang dikatalisis oleh
asetoasetat tiokinase atau diaktifkan oleh suksinil KoA yang dikatalisis oleh
KoA transferase. Aseto-asetil KoA yang terbentuk kemudian oleh tialase diubah
menjadi asetil KoA yang selanjutnya dioksida melalui siklus TCC. Aseton tidak
dapat digunakan oleh jaringan ekstrahepatik dan dikeluarkan melalui paru
bersama udara pernapasan atau dikeluarkan dari tubuh setelah menjadi CO2.
2.
Formation, utilization, and excretion
of ketone bodies. (The main pathway is indicated by the solid arrows.)
Pathways of ketogenesis in the liver.
(FFA, free fatty acids.)
Interrelationships of the ketone
bodies. D(–)-3-hydroxybutyrate dehydrogenase is a mitochondrial enzyme.
Transport of ketone bodies from the
liver and pathways of utilization and oxidation in extrahepatic tissues.
Regulation
of ketogenesis. 1–3 show three crucial steps in the pathway of metabolism of
free fatty acids (FFA) that determine the magnitude of ketogenesis. (CPT-I,
carnitine palmitoyltransferase-I.)
Regulation of long-chain fatty acid
oxidation in the liver. (FFA, free fatty acids; VLDL, very low density
lipoprotein.) Positive and negative regulatory effects are represented by
broken arrows and substrate flow by solid arrows.
DAFTAR PUSTAKA
Marks, Dawn B, dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.EGC:Jakarta.
Murray, Robert K,
dkk.2003.Biokimia Harper.EGC:Jakarta.
No comments:
Post a Comment